Aku Yang Terbuang Dari Masa Ku

 

Aku Yang Terbuang Dari Masa Ku

Terlahir sebagai anak ke-3 dari Empat Bersaudara dan dibesarkan dalam keluarga yang sederhana. sejak kecil aku telah terbiasa dengan beragam bentuk kekerasan sebab sudah menjadi santapan bagi ku setiap harinya. "Emas diujung rotan" begitulah kutipan dari prinsip pendidikan yang diterapkan kepada kami anak-anaknya.

Girang rasa hati ini ketika terpaku menatap keluar dari jendelah rumah, melihat teman-teman seumuran ku berlompat girang dan bermain bersama teman-teman yang lain. Ingin rasanya aku hadir diantara mereka, bercanda dan tertawa bersama.

Namun apalah daya ku suasana nan indah itu hanya mengisi pandangan mata ku dari kejauhan. Terus Belajar dan bekerja adalah aktifitas ku setiap harinya. Kala senggang kurai sebuah mobil yang terbuat dari kayu dan kulit pisah bermain bersama dengan adik perempuan ku. Sudah tentu mainanku ini tak sekelas yang dimiliki oleh teman-teman ku, namun aku bersyukur bisa merangkainya menjadi sebuah mobil dan menghibur aku bersama adik perempuan Ku.

Satu sekolah bersama adik perempuan ku bukanlah sebuah pengelaman yang manis namun teramat indah untuk kembali dikenang. Uang sebesar Rp.1.000 yang selalu kami terima ketika hendak berangkat ke sekolah, namun sayang tidak untuk digunakan sebagai uang jajan melainkan sebagai uang angkot untuk berangkat ke sekolah dan tak cukup untuk biaya angkot pulang rumah setelah usai sekolah.

Seringkali aku berusaha agar bisa mendapat tumpangan gratis saat hendak berangkat ke sekolah. terkadang aku berjalan kaki sejauh 13 Km agar aku tidak mengeluarkan biaya angkot. setibanya disekolah uang Rp.1,000 yang merupakan uang angkot kesekolah yang diberikan ayah ku kepada ku kuberikan kepada adik perempuan ku. agar hati ini menjadi senang ketika Ia pun bisa menikmati jajan kantin sekolah bersama teman-temannya.

Kerap aku meneteskan air mata ku menahan rasa sakit yang dalam ketika melewati ruang kelas adik ku, melalui jendela ku tatap Ia yang sedang duduk sendirian mencoba membuat lukisan pada halaman buku tulisnya, sebab Ia tidak memiliki alasan yang lain karena semua temannya tengah asyik menikmati jajan di kantin sekolah.

Miris rasanya melalui masa ini... !!!

Suatu waktu ku memutuskan untuk mencari barang-barang bekas untuk ditimbang ke penadah barang bekas yang tak jauh dari pusat kota. Selesai pulang sekolah aku bergegas ke tempat-tempat yang ramai pasar, terminal angkot dan satu persatu kaleng-kaleng bekas aku kumpulkan dan pada waktu sorehnya ku bawa ke tempat penadah barang bekas, senang rasanya dapat menghasilkan Rp.7,500 dari hasil memungut kaleng bekas hari itu.

Setibanya dirumah apa yang kulakukan tersebut ternyata membuat ayah ku harah dan aku pun dihukum dan dicambuk. Setelah selesai dihukum ibu kembali memberi minyak sebagai obat penyembuh rasa sakit pada luka dan memar di badan ku. Namun hukuman itu tak dapat menghalang keinginanku untuk kembali memungut kaleng bekas pada hari esok.

Bersiul kecil dan girang ketika aku berada di sekolah pada hari esoknya, mengapa tidak kini aku dan adik ku dapat menikmati permainan dan jajan di kantin sekolah bersama teman-teman lainnya. Sehabis pulang sekolah kembali aku bergegas pergi untuk mengumpulkan kaleng-kaleng bekas walau aku tau bahwa akan kembali dihukum oleh ayah ku sewaktu pulan nanti.

Terbiasa bekerja mencari uang demi membeli kebahagian ku dimasa kecil ku melatih aku untuk terus bekerja sebab bagi kami yang berasal dari keluarga yang kurang mampu Kesenangan tiadalah gratis bagi kami....





#puisicinta #perjuanganseoranganak #penindasananak #beritaterbaru #kumpulanartikelanak #kumpulanartikelcinta #kumpulanpuisicinta #puisiibu #kumpulanpuisiibu #perjuanganibu #lagutentangibu #lagutentangayah #liriklaguibu #puisiromantis #suratcinta #kata-katamutiara #kumpulankata-katamutiara #akuyangtebuangdarimasaku #akudanmasaku #ceritasibudikecil #sibudikeciliwanfals

Komentar